Menyikapi Kasus Pembunuhan Tobias Silak Dan Pembunuhan Serta Mutilasi Ibu Tarina Murib

 

Massa aksi yang terdiri dari ikatan Pelajar & Mahasiswa/I Papua (IPMAPA) Se-Surabaya, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) KK Surabaya, Front Justice For Tobias Silak dan Tim investigasi ham Ibu Tarina Murib, pada Jumat (21/2/2025). (ipmapsejawabalai.com)

 

AmolongoAmakanieAcemo, Asik Mase, Tabea Mufa, Nimo, Koyao, Koha, Kinaonak, Nare, Yepmum, Dormum, Tabea Mufa, Walak, Foi Moi, Wainambe, Nayaklak Wa wa wa

IKATAN PELAJAR DAN MAHASISWA PAPUA (IPMAPA) SE-SURABAYA, ALIANSI MAHASISWA PAPUA KK SURABAYA, FRONT JUSTICE FOR TOBIAS SILAK DAN TIM INVESTIGASI HAM TARINA MURIB


                  MENYIKAPI: 

1. KASUS PENEMBAKAN TERHADAP TOBIAS SILAK

2. KASUS MUTILASI TERHADAP TARINA MURIB 

3. KASUS PELANGGARAN HAM BERAT DI SELURUH TANAH PAPUA


Akhir-akhir ini rakyat Papua dalam kondisi tidak baik-baiksaja.  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara masifmelakukan eksplorasi dan eksploitasi Sumber Daya Alam SDA Papua melalui berbagai izin usaha yang illegal, legapengirimanmiliter dan pembunuhan secara masifUntuk meloloskan dan mengamankan kepentingan kapitalis tersebutdibangun pos-pos dan markas alat kekerasannya yaitu TNI-Polri di Seluruh tanahPapua. Dalam prakteknya TNI-Polri sebagai alat kekerasannegara / kapitalis menjadi pengamanan proyek sehinggamelakukan kekerasan kepada rakyat sipil. Dalam kurun waktu2017 hingga 2024 terjadi pengungsian secara massal di beberapawilayah diantaranya Nduga, Timika, Intan Jaya, PuncakPegunungan Bintang, MaybratYahukimoPaniaiTambraw dan beberapa wilayah di tanah Papua. Dewan Gereja dalam laporanterbaru melaporkan lebih dari 60.000 rakyat Papua mengungsi.  Di tambah lagi Catatan dari Rapid independent Assessment tentang pengungsian internal di Papua tercatat  Juli  Agustusditambah lagi dalam lima tahun belakang tercatat 45.000 - 100.000 warga mengunsi Hingga hari ini rakyat Papua dalampengunsian di beberapa wilayah.


Selain disebutkan diatas, proses pemiskinan secara ekonomipelayanan kesehatan yang burukpendidikan yang tidak layakdan persoalan di berbagai sektor dilakukan negara dengan sadar,terencanaterstruktur dan masifSemua persoalan yang dihadapirakyat bangsa Papua ini bukan terjadi baru-baru iniakan tetapidisebabkan oleh proses sejarah yang panjangterutama di dalamcengkraman Kolonialisme NKRI selama 63 tahun dari 19 desember 1961 - 2025 ini.

Militerisasi di Papua sudah pada level yang teramatmemprihatinkan dan telah terbukti gagal menghentikan bahkanmemperburuk eskalasi kekerasan di tanah Papua. Bahkan hal inijuga sudah disadari, salah satunya, oleh Panglima KomandoDaerah Militer Cenderawasih Mayor Jenderal Ignatius Yogo Triyono menyampaikan dalam Majalah Tempo beberapa waktulalumenyatakan mendukung pendekatan dialog untukmengatasi konflik di Papua dan melakukan kontak tembaktapidengan syarat dialog itu tetap dalam bingkai Negara KesatuanRepublik Indonesia.


Sisi lain akhir akhir ini, rakyat Papua diperhadapakan dengan isutransmigrasi untuk mengirim ke Papua secara terang-terangan di gencarkan oleh rezim Pabowo-Gibrannamun juga pengirimantransmigrasi ke Papua sudah dilakukan sejak dulu zaman Suhartho.


Dampak dari transmigrasi yang diberlakukan sama artinyadengan praktek penjajahan dengan cara bonus demografi ataumobilisasi penduduk migran untuk bermukim di wilayah jajahannya guna menekan populasi penduduk asli Papua. Penduduk Asli Papua adalah Orang Papua tercatat memilikimarga orisinil (asli) yang terikat dengan tanah adat warisanturun-temurun dari nenek moyang orang asli Papua yang telahbermukim selama 20.000 tahun diatas tanah PapuaMerekaadalah rumpun Melanesia yang berbicara menggunakan bahasadaerah nya masing-masing. Tapi secara umum menggunakanbahasa Melayu Austronesia sebagai konsekuensi logis dariPenjajahan Indonesia selama lebih dari 60 tahun. Hal ini adalahgambaran kolonialisme primitif yang pernah diterapkan oleh Inggris pada abad pertengahan semasa ditemukannya benuaAustralia oleh Kapten James Cook dan mulai membangunkoloni atau pemukiman penduduk Inggris diatas tanah adat Suku Aborigin. Hal ini membuat populasi mereka ditekan untukpunah atau depopulasi karena digempur oleh gelombang migrasiyang tak terkontrol oleh kolonial Inggris yang berujung pada pembantaian massal populasi Aboriginperampasan tanahUlayat, dan asimilasi paksa (kawin campur) yang menjadi faktorpunah nya orang Aborigin dalam waktu 100 tahun diatas tanahair mereka sendiri.


Praktik biadab (tidakmanusiawi) ini digunakan hampir diseparuhdunia yang dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa pada abadpertengahan sesudah renaisans atau aufklarung (abadpencerahan?). Dan berhasil punah-nya suku-suku pribumi selainAborigin ada Juga Indian Iroquis, Comanche, dan Apache yang adalah pemilik sah negara modern USA (Amerika Serikat)sekarang populasi suku Indian hanya 2,9% dari total 100% penduduk Amerika Serikat.

Proyek Strategis Nasional (PSN) merupakan kebijakanpada  rezim Jokowi yang bertujuan membangun fasilitaspenunjang industri -industri strategis dan juga membanguninfrastruktur-infrastruktur yang mempunyai investasi bernilaitinggi yang dikelola oleh negara bersama dengan oligarki. Dasar hukumnya Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional sejak2016 hingga 2024 PSN tercatat sudah 195 Proyek  dengan nilaisebesar RP. 1.519 TriliunBeberapa Proyek rencananya juga dilakukan di PapuaProyek tersebut bergerak di berbagai sektorter utama:


1. Migas, Proyek tangguh Train 3 LNG Bintuni, 
2. Pembangunan infrastruktur untuk memperlancar aktivitastransportasi pengangkutan komoditas ekspor hasil darieksploitasi alam Papua, pembangunan pelabuhan sertabandara di Nabire dan Sorong. 
3. Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus atau kawasanIndustri dengan luas lahan sebesar 523,7 tanpa persetujuandari masyarakat adat Mai sebagai pemilik Ulayat
4. Pengembangan pangan dan energi dengan luas lahansebesar 2 Juta hektar atau 63 Kota Surabaya. Program iniberupa cetak sawah 1 juta hektar dan Perkebunan tebusebagai bahan baku produksi bioetanol sebesar 1 Juta hektar.

 

Selain Proyek Strategis Nasional ada juga pembangunan blok-blok kawasan industri ekstraktif seperti: 1. Blok Weiland yang memiliki Cadangan Emas di MapihaKabupaten Dogiyai. 2. Blok Warim yang memiliki cadangan miyak sebesar 25,968 miliar barel dan cadangan gas sebesar 47,37 Triliun Kaki Kubik. Cadangan ini diperkirakan oleh Kementerian ESDM akan dua kali lebih besar dari blok Masela di Ambon. Blok Warim berlokasi di Kabupaten Mimika. 3. Blok Wabu memilikicadangan Emas sebesar 8,1 Juta Ton Emas dengan keuntunganpenjualan di perkirakan bisa mencapai Rp. 2217, Triliun. 4. Blok Bobara melewati wilayah Kaimana-Fakfak dengan luas area 8.444 kilometer persegi. Blok ini memiliki cadangan minyakdan gas bumi sebesar 6,8 miliar barel

 

Eksploitasi Sumber Daya Alam SDA yang gila-gilaan di genjot oleh rezim Kapitalis Kolonial dilakukan oleh Jokowi dan dilanjutkan oleh rezim Prabowo-Gibran ini akan diperlancardengan pemetaan wilayah eksploitasi melalui perencanaan-pemekaran Daerah Otonom Baru DOB sebanyak 9 Provinsi dan 56 Kabupaten-Kota. Tujuan dari pemekaran banyak DOB inimemperlancar pembangunan infrastruktur yang dapatmempelancar proses produksi mulai dari pengangkutan bahanmentah ke pabrik hingga diekspor. Skema ini menggunakanpejabat elitelit Papua sebagai kacung yang akan mempermulusjalan nya semua kebijakanBorjuis lokal ini akan mengklaimdiri sebagai representasi rakyat Papua untuk mendukung dan menerima jalannya proyek-proyek akumulasi modal kolonial.

Implementasi dari banyak PSN dan Mega proyek industriekstraktif ini membawa dampak yang sangat buruk bagikelangsungan lingkungan hidup dan Masifnya perampasan tanahadat secara tersistematis oleh elit lokal yang dibeking oleh pemodal dan militer. Alih fungsi jutaan hektar hutan adatsebagai basis kebudayaan dan juga sumber mata pencaharianmasyarakat adat Papua menjadi senjata populasi orang asliPapua yang mayoritas masih memiliki corak produksi komunalKebijakan eksploitatif rezim ini juga turut menyumbangbesarnya angka deforestasi di Papua dan kerusakan lingkunganberskala besarKerusakan lingkungan ini akan makinmemperparah global warming dan krisis lingkungan secaraglobal.

Serangkaian penjelasan di atas dapat menyimpulkan bahwa akarpermasalahan yang terjadi di West Papua adalah cacatnyasejarah yang penuh manipulasi dan pembohonganKondisi inikemudian membuahkan praktek militerisasi yang berimbas pada maraknya pelanggaran HAM (pembunuhan di luar hukumpenangkapanpenyiksaanpembungkaman kebebasanberpendapat), penyingkiran Orang Asli Papua (OAP), dan kerusakan lingkunganbahkan hari inikasus penembakanTobias Silak [Meninggal dunia] dan Naro Dapla [kritis] Oleh  Anggota  Brimob Satuan Ops Damai Cartenz di Dekai,Yahukimo pada 20 Agustus 2024 dan kasus mutilasiterhadap Ibu Tarina Murib ole tentara nasiona Indonesia pada 04 maret 2023 dan kasus-kasus pembunuhan lainnya di seluruhwilayah Papua. 

 

Dalam rangka menyikapi kasus penembakan terhadap Tobias Silak dan  Kasus Mutilasi Terhadap Tarina Murib serta kasus-kasus penyiksaanpemerkosaannpenindasanpengisapanpenjajahan terhadap rakyat Papua terus berlangsung, Maka dariitu kami Ikatan Pelajar Dan Mahasiswa Papua Se-Surabaya  -  Aliansi Mahasiswa Papua -  Front Justice For Tobias Silak   -   Front Tarina Murib menyatakan sikap:

 

1. Segera TangkapPecat dan Adili pelaku penembakanAlmarhum Tobias Silak di Yahukimo.
2. Segera Usut tuntas kasus pembunuhan dan Mutilasiterhadap ibu Tarina Murib.
3. Menghentikan program pengiriman transmigrasi ke Papua baik itu transmigrasi legal yang dibiaya negara maupuntransmigrasi ilegal yang diberangkatkan ke Papua. 
4. Cabut Otonomi Khusus jilid 2 dan  Hentikan pembentukanDOB-DOB baru.
5. Buka akses jurnalis seluas-luasnya di West Papua.
6. Tarik militer organik dan non-organik dari West Papua.
7. Hentikan Proyek Strategis Nasional berupa Cetak sawah dan Penanaman tebu di Kab. Merauke yang merampastanah adat Rakyat Papua di wilayah Merauke seluas 2 jutahektar dan wilayah lain diatas tanah West Papua.
8. Bebaskan seluruh tahanan politik West Papua tanpa syarat.
9. Tutup PT Freeport, BP, LNG Tangguh serta tolak pengembangan Blok Wabu dan Migas di Timika.
10. Hentikan pembangunan 4 Kodam, tambahan 4 Polda dan pembentukan 5 batalion penyanggah serta pembangunanberbagai fasilitas militer yang justru menjadi dalang darikekerasan kemanusiaan di Papua.
11. Tangkap, adili, dan penjarakan jenderal pelanggar HAM
12. Hentikan rasialisme dan politik rasial yang dilakukan Pemerintah Republik Indonesia dan TNI-Polri.
13. Hentikan Operasi militer di Nduga, Intan Jaya, Puncak, Maybrat, Yahukimo, dan seluruh wilayah West Papua lainnya.
14. Cabut UU Omnibus Law, KUHP, ITE dan seluruh kebijakan kolonial yang tidak memihak rakyat.
15. Berikan hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa West Papua.

Demikian pernyataan sikap ini dibuat, kami menghimbau kepada seluruh rakyat Indonesia yang adalah korban penindasan rezim kapitalis kolonial, rakyat Papua dan seluruh dunia internasional untuk  bersatu dibawah panji solidaritas untuk mendukung perjuangan HMNS sebagai solusi demokratis bagi bangsa Papua Barat.

         

[ipmapsejawabali.com]




                                              Surabaya, 21/02/2025



Sumber   : IPMAPA Sby

Editor      : Berku Murib

Reporter: Berku Murib


 #tarinamurib #tobiassilak #adili #pelaku #penlanggaran #ham #Tni #papua #puncakpapua






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernyataan Sikap; Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Puncak (IPMAP) SE-Jawa dan Bali

Front Justice For Tobias Silak; Desak Komnas HAM ungkap Pelaku

Puisi Yogie; Pesan Mama